• BAN1
  • sarpras
  • eskul1
  • eskul2
  • BAN2

Selamat Datang di Website SMA NEGERI 1 SUMBERJAYA. Terima Kasih Kunjungannya

Kontak Kami


SMA NEGERI 1 SUMBERJAYA

NPSN : 20247182

Jl.Desa Rancaputat Kec.Sumberjaya Kab.Majalengka 45455


[email protected]

TLP : (0233) 8514144


          

Prestasi Siswa


JUARA 1 MENULIS CERPEN LOMBA BULAN BAHASA UNIVERSITAS SINDANG KASIH MAJALENGKA (2024)

Hanna Hafifah JUARA 1 MENULIS CERPEN LOMBA BULAN BAHASA UNIVERSITAS SINDANG KASIH MAJALENGKA (2024)



:: Selengkapnya

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 130371
Pengunjung : 34348
Hari ini : 16
Hits hari ini : 23
Member Online : 0
IP : 18.97.14.89
Proxy : -
Browser : Opera Mini

EDUCATION FOR ALL




Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar peserta didik dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus dikhususkan kelasnya, peserta didik dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua peserta didik tanpa terkecuali. Banyak yang harus disiapkan untuk menuju sekolah inklusi, di antaranya menyediakan guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus juga sarana dan prasarana. Butuh formula kebijakan yang benar-benar matang. Salah satu hal yang harus dipersiapkan sekolah yaitu dengan adanya Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang memiliki kualifikasi/ latar belakang pendidikan luar biasa yang bertugas menjembatani kesulitan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) dan guru kelas/ mapel dalam proses pembelajaran serta melakukan tugas khusus yang tidak dilakukan oleh guru pada umumnya. Tugas khusus itu adalah tugas yang berkaitan dengan kebutuhan khusus PDBK.


 


GPK adalah guru pembimbing khusus yang mendampingi PDBK menjalani proses pembelajarannya di sekolah reguler dan SMAN 1 Sumberjaya merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di Majalengka. Totalnya ada Tujuh tapi yang memiliki GPK baru tiga sekolah yaitu SMAN 1 Sumberjaya, SMAN 1 Jatiwangi dan SMAN 1 Sukahaji.


 


Euis Ismaliawati, S.Pd. yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah sebagai Guru Pendamping Khusus di SMAN 1 Sumberjaya mengatakan “Peran Guru Pembimbing Khusus di SMAN 1 Sumberjaya bertugas untuk memfasilitasi anak-anak yang berkebutuhan khusus adapun kebutuhan khusus yang biasanya ada di sekolah reguler adalah berkebutuhan khusus yang berkaitan dengan intelektual dan emosional. Jika berkaitan dengan hambatan berupa fisik nanti kita bisa rekomendasikan ke Sekolah Luar Biasa. Jika di sekolah reguler terindikasi ada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) maka GPK inilah yang harus menangani pertama kali dan bertugas untuk mengidentifikasi PDBK ini masuk ke kelompok mana. Jika ada laporan terkait peserta didik yang mengalami hambatan, GPK harus mengidentifikasi, mengasesmen, menganalisa dan tindak lanjutnya adalah memberi pelayanan kepada anak tersebut agar hambatan yang dialami oleh anak tersebut dapat berkurang”.


 


“Education For All sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam penerapan kurikulum merdeka di sekolah betul-betul mengarahkan bahwa setiap anak mempunyai hak yang sama di sekolah tanpa adanya diskriminasi dalam proses masuk di sekolah reguler. Terbukti di jalur PPDB SMAN 1 Sumberjaya kurang lebih 3% atau 3 – 10 orang PDBK yang bisa masuk menjadi peserta didik di SMAN 1 Sumberjaya”. Tuturnya


 


“Proses seleksi GPK diawali dari undangan di SIM PKB dan kemudian disaring untuk mengikuti kegiatan pelatihan dengan target pada tahun 2022 adalah 15.000 GPK yang dihasilkan, pertama tersaring 6.000 dan disaring kembali mejadi 3000 dan kemudian diseleksi lagi untuk mengikuti seleksi tingkat nasional lagi yang menyatakan bahwa GPK tahap satu penguasaan dan tahap pemahaman konsep, tahap dua berkaitan dengan puguasaan keterampilan dan disaring lagi menjadi 1.500 yang akan bisa ditugaskan untuk skala nasional”. Jelasnya


 


“Jika ada pertanyaan apakah mudah menjadi GPK? Jawabannya adalah suka tidak suka harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kita. GPK adalah kepanjangan tangan dari pendidikan Inklusif. Pengalaman yang ingin disampaikan kepada rekan-rekan guru dan anak-anak di SMAN 1 Sumberjaya bahwa PDBK itu mempunyai hak yang sama dalam belajar hanya mungkin proses memahami dengan cara yang berbeda ini memerlukan waktu dan pemahaman khusus tidak bisa disamakan bahwa anak PDBK itu harus mengikuti proses anak-anak reguler pada umumnya. Peserta didik di SMAN 1 sumberjaya sangat peduli sekali pada temannya yang berbeda, walaupun mereka belum faham bahwa temannya itu adalah PDBK dan itu saya sangat suport dan mngapresiasi pada mereka yang sangat peduli karena hal itulah yang menjadikan saya mantap dalam menjalankan tanggung jawab ini, bagi rekan sejawat mari kita bekerja sama dan berkolaborasi dengan semua lini dan potensi yang kita punya untuk memberikan pelayanan secara maksimal dan mendapingi dengan memakai hati kita untuk membantu mereka, Allah akan memudahkan jalan kita dalam melaksanakan tugas mulia ini”. Pungkasnya 


 


SMAN 1 Sumberjaya akan terus berupaya untuk mewujudkan sekolah ramah anak dan memberikan pelayanan terbaik untuk semua peserta didik karena semua mempunyai kesempatan yang sama dalam menikmati fasilitas pendidikan yang ada di sekolah. Dengan adanya GPK di SMAN 1 Sumberjaya tentu akan menjadikan tujuan ini menjadi selaras dan sejalan untuk peningkatan pelayanan pendidikan di SMAN 1 Sumberjaya.


 


*TIM FOSTIK (Fotografer/Sinema dan Jurnalistik)



Share This Post To :




Kembali ke Atas


Berita Lainnya :





   Kembali ke Atas